Selasa, 18 Oktober 2011

Karya dari Karunia


Ulul Azmi M
yogyakarta 18 Nov 2010

Hasrat

Tubuh ini lelah roleh gerakku sendiri
Di atas kasur yang empuk ku melamun
Memandangi bayangan lalu ku
Hari ini terasa nikmat dengan senyum lebarku
Akhir hari ini adalah lelah dalam senangku.

Lewat tarian tangan ku berbicara dengan semua orang
Yang tiada bosan ku berpaling
Darahku bergejolak melihat kau yang penuh keindahan
Gemetar, lemas dan gugup kurasakan saat kau di sisiku
Tak ada kata yang ku layngkan untukmu
Melainkan kalimat  “aku membutuhkanmu”
Tuk jalanku.

Mati”
Dia mati, dia tertidur pulas dengan impian-impianya
Telah berbaling tulang berselimut daging yang mempuk
Aku menangis melihatnya  diam
Ntah ada apa dengan dia
Sahabatku mati
Kawanku mati
Saudaraku mati
Mati di pangkuan sang pemusnah
Tak ada daya dan upaya
Tak ada kebadian tuk angkara murka
tetap menjadi satu
satu peradaban yang tak kunjung usai
walau  kehendak merajalela
hitam putih yang ada
tak sehitam putih, tak seputih hitam
kembalikan keadilan kami tuhan!!!

Kuat”
Bunga yang mekar di pagi hari
Merona seperti emas 24 karat
Tersenyum, tertawa, terindah
Menatap insan penuh angkara murka.

Berbekal harumnya mahkota yang beradu dalam udara sunyi
Tak perna mati oleh nafas-nafas jahananam itu
He, he, kau yang ada disana, disana, dan disana
Kau dengan naluri busuk ingatlah
Aku tetap terus berdiri
Walaupun harumnya kau telah menodai harumku
He kau, kau yang ada disana tetaplah mencium harumnya sejatiku.

Angin”
Bersama angin ku menunggu hujan jatuh dari awan
Yang tak datang dan pergi
Yang indah berjalan mengelilingi matahari
Yang harum mengelilingi tubuh ini
Tuk mencium harumnya hari di mala mini
Bersama jangkrik yang bernyanyi
Dengan judul “andai Ulul Azmi M” luarbiasa!!!

Melamun”

Ku melamun di tengah hari yang suram
Menunggu datangnya rembulan
Berjalan di samping dinginya angin
Berhenti di ganasnya siang
Ku merenung
Bersama udara yang keluar masuk di hidungku
Menenangkan jiwa yang kotor
Bersama angin malam
Berselimut dinginnya angin malam tuk malam yang indah.

Dosa”
Asap yang melayang
Ibarat kumbang yang bertebrangan
Tak punya arah dan rintang
Iibarat pepatah seringan kapas tapi tak sehalus sutra
Sekuat gajah tapi tak selincah srigala
Itulah hatiku.

Yaa Allah hidupku di penuhi asap-asap hitam tebal
Yaa Allah hidupku di penuhi  kebencian
Yaa Allah hidupku berlapis kesombongan yang telah melumuri semua darahku
Yaa Allah ringankanlah langkahku ke jalanmu
Yaa Allah kembalikanlah hari ini pada saat dulu orang-orang masih menciumku
Yaa Allah.

Sendiri”

Yang ku ukur bukan panjang umurku
Melainkan detak nadiku
Yang ku lihat bukan fisik
Melainkan bayangku
Kala ku berjalan di tepi sungai dengan matahari ada di sampingku
Di temani ilalang yang menghalangi setiap pandanganku
Seandainya hati ini bersih kau akan melihatku
Bersinar seperti kunang-kunang bercahaya di siang hari
Apabila hati ini kotor ku tampak redup
Seperti redupnya lampu di malam hari
Jika sang surya tak lagi bersinar sinarilah bumi ini dengan cahaya di hatimu

Ngawur”

Berjalan tuk mencapai tujuan
Bekerja tuk mendapat uang
Bengonglah tuk mendapat imaginasi
Berdoa tuk keselamatan hari-harimu
Kau akan berlari apabila kau dalam keadaan bahaya
Kau akan meneteskan air mata bila kau dalam keadaan senang dan sedih
Dan kau akan tidur apabila matamu sudah ngantuk
Bersiaplahkau

puisi perdana


Tempahmu”

Puisi Ulul Azmi M
Pakem binangun 2 juli 2011


Aku di tempa oleh suara-suara keras berjuta arti
Tuk masuk dalam memori ingatanku
Ku berperang seorang diri
Melawan nafas hitamku
Demi mensyukuri anugrah yang tlah di anungrahkan
Oleh sang kuasa
Tuk berubah menjadiseperti batu di sungai,
Panjang seperti jalan,
Tinggi seperti awan,
Seperti air yang menghanyutkan
Ayah, ibuku
Mengantarakanku di puncak gunung ini
Bergandeng angin yang trus berlalu.

Pakem binangun 2 juli 2011


Genteng”

Aku terpanah oleh busur
Membuat bayangku terdiam
Tak goyang oleh badai
Tak hilang oleh waktu
Ku tetap bisu
Menatap baris-baris genteng
Yang saling menyalami satu dengan yang lainya
Tuk berpegang membentengi celah-celah sudut cahaya
Yang akan membuat kasih tak sampai
Lihatlah genteng-genteng itu
Tak tembus kegelapan
Patuh bersama panas dan dingin


Pakem binangun 2 juli 2011





Hasrat
 yogyakarta 12 Nov 2010
Tubuh ini lelah roleh gerakku sendiri
Di atas kasur yang empuk ku melamun
Memandangi bayangan lalu ku
Hari ini terasa nikmat dengan senyum lebarku
Akhir hari ini adalah lelah dalam senangku.

Lewat tarian tangan ku berbicara dengan semua orang
Yang tiada bosan ku berpaling
Darahku bergejolak melihat kau yang penuh keindahan
Gemetar, lemas dan gugup kurasakan saat kau di sisiku
Tak ada kata yang ku layngkan untukmu
Melainkan kalimat  “aku membutuhkanmu”
Tuk jalanku.

Mati”
Dia mati, dia tertidur pulas dengan impian-impianya
Telah berbaling tulang berselimut daging yang mempuk
Aku menangis melihatnya  diam
Ntah ada apa dengan dia
Sahabatku mati
Kawanku mati
Saudaraku mati
Mati di pangkuan sang pemusnah
Tak ada daya dan upaya
Tak ada kebadian tuk angkara murka
tetap menjadi satu
satu peradaban yang tak kunjung usai
walau  kehendak merajalela
hitam putih yang ada
tak sehitam putih, tak seputih hitam
kembalikan keadilan kami tuhan!!!

Kuat”
Bunga yang mekar di pagi hari
Merona seperti emas 24 karat
Tersenyum, tertawa, terindah
Menatap insan penuh angkara murka.

Berbekal harumnya mahkota yang beradu dalam udara sunyi
Tak perna mati oleh nafas-nafas jahananam itu
He, he, kau yang ada disana, disana, dan disana
Kau dengan naluri busuk ingatlah
Aku tetap terus berdiri
Walaupun harumnya kau telah menodai harumku
He kau, kau yang ada disana tetaplah menciaum harumnya sejatiku.

Angin”
Bersama angin ku menunggu hujan jatuh dari awan
Yang tak datang dan pergi
Yang indah berjalan mengelilingi matahari
Yang harum mengelilingi tubuh ini
Tuk mencium harumnya hari di mala mini
Bersama jangkrik yang bernyanyi
Dengan judul “andai Ulul Azmi M” luarbiasa!!!

Melamun”

Ku melamun di tengah hari yang suram
Menunggu datangnya rembulan
Berjalan di samping dinginya angin
Berhenti di ganasnya siang
Ku merenung
Bersama udara yang keluar masuk di hidungku
Menenangkan jiwa yang kotor
Bersama angin malam
Berselimut dinginnya angin malam tuk malam yang indah.

Dosa”
Asap yang melayang
Ibarat kumbang yang bertebrangan
Tak punya arah dan rintang
Iibarat pepatah seringan kapas tapi tak sehalus sutra
Sekuat gajah tapi tak selincah srigala
Itulah hatiku.

Yaa Allah hidupku di penuhi asap-asap hitam tebal
Yaa Allah hidupku di penuhi  kebencian
Yaa Allah hidupku berlapis kesombongan yang telah melumuri semua darahku
Yaa Allah ringankanlah langkahku ke jalanmu
Yaa Allah kembalikanlah hari ini pada saat dulu orang-orang masih menciumku
Yaa Allah.

Sendiri”

Yang ku ukur bukan panjang umurku
Melainkan detak nadiku
Yang ku lihat bukan fisik
Melainkan bayangku
Kala ku berjalan di tepi sungai dengan matahari ada di sampingku
Di temani ilalang yang menghalangi setiap pandanganku
Seandainya hati ini bersih kau akan melihatku
Bersinar seperti kunang-kunang bercahaya di siang hari
Apabila hati ini kotor ku tampak redup
Seperti redupnya lampu di malam hari
Jika sang surya tak lagi bersinar sinarilah bumi ini dengan cahaya di hatimu

Ngawur”

Berjalan tuk mencapai tujuan
Bekerja tuk mendapat uang
Bengonglah tuk mendapat imaginasi
Berdoa tuk keselamatan hari-harimu
Kau akan berlari apabila kau dalam keadaan bahaya
Kau akan meneteskan air mata bila kau dalam keadaan senang dan sedih
Dan kau akan tidur apabila matamu sudah ngantuk
Bersiaplahkau